SEMARANG – Wakil Ketua Pansus Inventarisasi Aset Daerah DPRD Kota Imam
Mardjuki menilai hingga saat ini belum terlihat itikad Pemkot Semarang
untuk memperbaiki kinerja di pengelolaan aset.
Padahal masih
banyaknya aset pemerintah yang mangkrak, bahkan tidak jelas status
kepemilikannya. Menurut Imam, berkaca pada PP No 6/2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Daerah, PP 38/2008 tentang perubahan PP No
6/2006 serta Permendagri 17/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah, ada empat masalah yang dihadapi Pemkot Semarang
dalam lemahnya pengelolaan aset.“Yakni lemah di inventarisasi,
legalitas, pemanfaatan aset dan aspek hukum,” kata politikus PKS ini.
Harian Seputar Indonesia ; Senin, 03 Desember 2012
Lemah di inventarisasi diperlihatkan dengan minimnya data aset yang
disajikan Pemkot.“ Di tingkat kelurahan,saat kami minta menunjukkan aset
atau kekayaannya saja tidak tahu,”ujarnya. Inventarisasi ini terkait
erat dengan masalah identitas aset dan bisa bermuara pada munculnya
masalah kedua, yakni legalitas. “Tanah Balai Kota saja baru selesai
proses sertifikasinya. Padahal sudah sejak lama digunakan untuk
aktivitas pemerintahan. Belum lagi fasum fasos yang diberikan pihak
pengembang juga belum ada kejelasan,”ungkapnya.
Soal pemanfaatan
aset,dari sejumlah aset, baik yang dikelola pemkot maupun pihak ketiga,
banyak yang mangkrak. Seperti Dargo Plaza dan Shoping Center Johar atau
SCJ. Selanjutnya,yang tak kalah penting adalah kriminalisasi, di mana
aset pemkot secara diam-diam dimiliki pihak tertentu. Hal ini muncul
karena inventarisasi, legalitas dan optimalisasi aset tidak dijalankan
Pemkot dengan baik. Pakar tata kota dari Universitas Diponegoro (Undip)
Prof Eko Budiharjo melihat banyaknya bangunan mangkrak bisa berdampak
pada penilaian buruk wajah kota.
Karenanya Pemkot diminta
mengoptimalkan bangunan atau aset-aset yang tidak terurus tersebut.
“Kalau bangunan itu milik Pemda ya dirawat dan difungsikan kembali.Tapi
kalau bangunan itu milik pihak ketiga, pemkot harus bisa tegas untuk
meminta diperbaiki dan dirawat,” ujarnya. ● agus joko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar